Jumat, 13 Mei 2011

mengukur hubungan dan dampak potensial


                               

Mencegah Munculnya Pecahan
Rumus di atas tidak memungkinkan untuk dilakukan perhitungan dengan  pecahan yang akan timbul ketika  terjadi  paparan dalam pencegahan penyakit (Miettinen, 1974). salah satu cara untuk mencegah hal  ini adalah dengan mengubah pengertian paparan dengan mendefinisikan  dalam hal ketiadaan. misalnya, adanya manfaat dari kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur, definisi paparan tersebut digunakan untuk mengatasi kurangnya aktivitas fisik yang jarang dilakukan secara teratur. Itu berarti, pecahan  yang timbul berkaitan dengan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat dihitung dengan cara biasa. Alternatifnya yaitu, seseorang dapat menghitung dengan mencegah pecahan  dalam populasi (PFp) secara langsung dengan menggunakan rumus.
                                                  PFp = Ro - R
                                                                    Ro


Dimana ekivalennya adalah
PFp = Pc (1-RR)
                                                 Pc(1-RR)+RR


 Pc adalah  kasus terpapar sebagi faktor pencegahan dan RR adalah risk ratio atau rate rasio (RR <1)
Misalnya, jika aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko kematian prematur dan 65% orang yang terkena  aktivitas fisik secara teratur, maka PFp = 65 (1-5) / 65 (1-5) +5 = 39.
Top of Form
Latihan
8.1 milunsky dan rekannya (1989) meneliti hubungan antara asupan vitamin asam folat dan prevalensi cacat neural  pada wanita hamil yang menggunakan serum  - skrining fetoprotein atau aminocentesis. sepuluh dari 10.713 wanita yang menggunakan multivitamin yang mengandung asam folat selama 6 minggu pertama kehamilan  dilaporkan memiliki bayi dengan cacat saraf. menghitung rasio prevalensi  terkait dengan asam folat-yang mengandung  vitamin dan menafsirkan temuan Anda.
8.2 Studi Framingham dimulai pada tahun 1947 untuk mempelajari perkembangan penyakit jantung pada relawan yang sehat. Sejak saat itu, ia telah memberikan banyak sumbangan pengetahuan mengenai faktor risiko dari berbagai jenis penyakit jantung. Pada latihan ini memperlihatkan data dari salah satu laporan paling awal yang dipublikasikan (kannel et al, 1961), pada tabel 6 dalam laporan yang  diterbitkan menggambarkan kejadian penyakit jantung koroner (PJK) setelah 6 tahun masa tindak lanjut pada pria dan wanita yang 40 sampai 59 tahun pada saat pemeriksaan awal mereka. Data mengenai  serum awa pada pria menurut tingkat kolesterol (mg / dL) dapat diringkas sebagai berikut:
·         Dari 454 jumlah  laki-laki dalam kelompok usia ini dengan kadar kolesterol awal kurang dari 210 mg/100 ml (kelompok serum dengan kolesterol rendah) ada 16 jenis PJK .
·         Dari 455 jumlah  laki-laki dalam kelompok usia ini dengan jumlah kolesterol serum antara 210 dan 244mg/100 ml (kelompok serum dengan  kolesterol menengah) ada 29 jenis PJK .
·         Dari 424 jumlah  laki-laki dalam kelompok usia ini dengan jumlah kolesterol minimal 245 mg/100 ml (kelompok serum dengan kolesterol tinggi) ada 51 jenis PJK.


a.       Menghitung risiko (insidence proporsi) pengembangan PJK menurut tingkat kolesterol. Menunjukkan risiko PJK selama 6 tahun pada kelompok dengan kolesterol serum yang rendah dengan simbol Po ; Menunjukkan  risiko PJK pada kelompok kolesterol serum P1; menunjukkan risiko 6 tahun PJK pada kelompok kolesterol serum tinggi sebagai P2.
b.      Menghitung proporsi kejadian (risiko) dengan membandingkan rasio kelompok 1 ke kelompok 0
c.       Menghitung proporsi kejadian (risiko) dengan membandingkan rasio kelompok 2 ke kelompok 0.
d.      Meringkas penemuan sejauh ini.
e.       Berikut ini adalah data mengenai kejadian pada perempuan dengan umur  40 sampai  59 tahun.
·         Dari 445 jumlah perempuan pada kelompok usia dengan kadar kolesterol awal kurang dari 210 mg / 100 ml, ada 8 jenis PJK .
·         Dari 527 jumlah perempuan pada
·         kelompok usia dengan jumlah kolesterol serum antara 210 dan 244 mg / 100 ml. disini ada 16 jenis PJK .
·         Dari 689 perempuan pada kelompok usia dengan jumlah kolesterol minimal 245 mg/100 ml, ada 30 jenis PJK .

Gunakan  data tersebut, lengkapi dan  analisis kejadian  PJK pada wanita dan intrerprestasikan hasil analis anda.
8.3 beberapa tahun ahli jantung sudah dapat  membuka arteri yang tersumbat  untuk melihat arteri yang sama yang  mengalami (penyempitan berulang) pada sebagian dari pasien mereka. Sampai saat ini, belum ada yang mampu memprediksi secara akurat akan hal itu. Sebuah studi oleh zhou dan rekannya (1996) dilakukan untuk menentukan apakah ada pembuktian mengenai hubungan antara infeksi cytomegalovirus dan restenosis.
setelah 6 bulan masa tindak lanjut, para peneliti menemukan restenosis di 21 dari 26 pasien bukti yang ada kurang efiseien terhadap infeksi sitomegalovirus sebelum memiliki pembanding yang sama.
A. Menghitung risk ratio  terkait dengan infeksi cytomegavirus sebelumnya. interpretasikan hasil Anda.
B. menampilkan data ini dalam bentuk tabel 2 - 2 . kemudian menghitung odd rasio terhadap kejadian restenosis. bagaimana  odds ratio bisa sebanding dengan rate rasio yang diperhitungkan pada bagian (A) dari latihan ini? menjelaskan mengapa hal ini merupakan suatu penyimpangan.
8.4 siscovick dan rekan nya  (r1984) meneliti mengenai tingkat serangan jantung primer pada seluruh atau sebagian  pada laki-laki menurut tingkat aktivitas fisik memiliki kebiasaan intensitas tinggi. Tabel 8.9 menunjukkan beberapa data . menghitung tingkat rasio yang terkait dengan setiap tingkat aktivitas tingkat kebiasaan yang tinggi. inpresentasikan temuan Anda






Tidak ada komentar:

Posting Komentar